Merasa Dirugikan, Pemilik PT Sumber Bawang Terancam Dipolisikan

PT Sumber Bawang diduga menipu seorang pengusaha di Ternate dengan angka kerugian yang begitu Fantastis. Bagaimana tidak, pengusaha bawang di Ternate itu mengalami kerugian sebesar 900 juta usai melakukan pembayaran untuk pengiriman bawang dari Surabaya melalui Pelabuhan Tanjung Perak.

Nurjaya kepada Wartawan Ternatehits.com menceritakan awal mulanya dihubungi Darwanto lalu memintanya menjual bawang dengan menyesuaikan harga di Maluku Utara,

karena saat itu harga bawang di Maluku Utara sedang anjlok. Meski begitu, tidak ada kesepakatan melalui dokumen tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan.

“Pengiriman pertama masih ada sisa tapi Darwanto suruh ambil lagi pengiriman kedua, padahal tidak ada perjanjian pengiriman kedua. Jadi barang pertama belum sampai di Kota Ternate saya sudah transfer Rp 200 juta dan kontainer dalam perjalanan saya transfer lagi Rp 300 juta,” ujar Nurjaya. Rabu, (07/02/2024).

Menurutnya, Darwanto mengirim bawang lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur di tanggal 6 Juli 2023 sebanyak 14.865 ton dan pengiriman kedua tanggal 18 di bulan yang sama berkisar 13 ton, sehingga uang hasil penjualan sudah ditransfer ke Darwanto secara bertahap sebesar Rp 900 juta.

“Kontainer kedua tanpa pesan saya, Darwanto sudah pesan kontainer lebih dulu dan memaksa saya harus ambil, supaya kasih selamat bawangnya. Dan kesepakatannya disesuaikan harga yang ada di Maluku Utara, kemudian tidak ada teken kontrak, tidak ada perjanjian begitupun kwitansi,” pungkasnya.

Nurjaya juga mengungkapkan pemilik supplier tidak membicarakan biaya perawatan dan upah buruh yang harusnya ditanggung bersama.

Pemilik perusahaan hanya mengirimkan nota kosong, namun diketahui secara sepihak sudah dibuatkan harga pada nota yang baru.

“Dari awal nota yang dikirim ke saya, belum ada harga tapi ternyata saat ini si Darwanto menulis semua nota pakai harga, berarti ada pemalsuan. Saya punya itikad baik untuk melakukan pembayaran, meksiĀ  nota juga tidak maupun kwitansi juga kosong,” ungkapnya.

Nurjaya juga mengatakan, bawang merah yang dikirim mengalami susut bobot sekalipun sudah melakukan perawatan secara maksimal di tempat penyimpanan maka hal itu juga harus dipikirkan oleh supplier, sebab kalau dihitung-hitung biayanya juga cukup lumayan.

“Tidak ada perjanjian tanggung susut dan busuk, gudang, perawatan dan membersihkan kulit bawang serta upah buruh. Padahal satu karung isinya 20-25 kilogram maka seminggu bisa susut mencapai 1 kilogram, dan saya transfer uang itu sesuai yang disepakati,” tukasnya.

Bahkan kata Nurjaya, kontainer kedua itu bersamaan dengan bawang putih dengan harga Rp 89 juta. Semua bawang habis terjual di bulan September 2023, sehingga susutnya sudah pasti banyak dan ditambah lagi menyewa orang untuk melakukan pembersihan kulit bawang.

“Bulan September baru habis dijual berarti satu karung itu susutnya ada 8 kilogram, belum lagi saya sewa orang untuk bersihkan kulit bawang yang per kilogramnya dihargai Rp 2000, otomatis Darwanto terima harga sortir Rp 28.000 bukan di atas itu,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *