Bupati Halsel Resmi Buka Bimtek Pengajar Utama Bahasa Daerah Makian Dalam

Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba buka secara resmi Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Makian Dalam bertempat di Hotel Batik Ternate. Selasa, (2/3/2024).

Sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi sebelumnya, Bimtek yang digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara ini menghadirkan 40 orang Guru dari Makian Dalam yang terdiri dari 26 Guru SD dan 14 Guru SMP untuk kemudian disiapkan menjadi pengajar utama terlatih agar dapat mengimplementasikan apa yang diperoleh dari Bimtek kepada orang sekitar dan para siswa (penutur muda).

Bassam Kasuba dalam sambutannya, menyampaikan bahwa, kehadirannya ini menjadi bentuk komitmennya dalam mendukung program revitalisasi bahasa daerah makian dalam.

“Sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya, kami Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan akan mempertahankan Bahasa Daerah dalam pembelajaran Bahasa Daerah di Semua Jenjang Sekolah dan rencananya Pembelajaran Bahasa Makian Dalam di semua jenjang pendidikan Dasar di Pulau Makian yang akan dimulai pada tahun pembelajaran 2024-2025”, ungkapnya

Bupati mengaku bahwa dirinya bersyukur bisa kembali hadir dan bersilaturahmi dengan para guru makian dalam serta berharap momentum ini benar-benar membawa manfaat khusunya dalam membuat bahasa daerah bisa dituturkan oleh generasi muda di Halsel.

“karenanya saya ucapkan selamat mengikuti bimtek, bersama kita lestarikan bahasa daerah khususnya kita dihalsel punya banyak ragam bahasa yang harus kita lestarikan”, terangnya.

Usai membuka acara Bupati Halsel juga menjadi Narasumber pertama pada Bimtek Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Makian Dalam. Dihadapan para peserta Bupati mengatakan, untuk mendorong terwujudnya penutur muda yang aktif berbahasa daerah salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan pembiasaan.

“Anak muda sekarang dalam story atau caption di sosial media adakah yang menggunakan bahasa daerah, sangat jarang kita dapati. Karenanya harus dibiasakan, anak muda cenderung malu menggunakan bahasa daerah karena tidak terbiasa”, tuturnya.

Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa pembiasaan dengan Implementasi bahasa Makian Dalam pada ranah keluarga dapat dilakukan dengan pembiasaan berbicara atau bercerita menggunakan bahasa makian dalam di lingkungan rumah, pada ranah komunitas maupun lingkungan sekitar.

Selain itu, juga perlu pembiasaan melalui muatan lokal di sekolah dan para Guru tentunya disini sangatlah berperan dalam menyuskeskan program revitalisasi bahasa daerah.

Disampaikan pula bahwa pada tahun ini akan diberangkatkan 6 orang siswa asal Makian Dalam untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat nasional dan bertemu langsung dengan Mendikbudristek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *